Cuaca Ekstrem di Indonesia.

Dua Bulan terakhir ini, negeri kita sedang dihajar oleh musim kemarau berkepanjangan. Berita-berita di televisi marak memberitakan tentang kekeringan di mana-mana. Di Jawa, banyak masyarakat di desa-desa harus menempuh jarak berkilo-kilo untuk mendapatkan air. Itupun belum tentu airnya layak pakai. Banyak tanaman yang gagal panen karena kekurangan air. Para petani menjerit karena sawahnya mengering. 
Sumber : Republika.co.id


Sementara di daratan Sumatra, kebakaran hutan mengancam ribuan titik. Jambi, Sumatra Selatan dan Riau adalah langganan tetap bencana ini. Kabut asap menyelimuti berbagai daerah di Sumatra, bahkan sampai
ke Batam. Kabut ini sangat berbahaya bagi kesehatan, karena bila terhirup langsung bisa menimbulkan akibat yang fatal bagi kesehatan. Penyakit ISPA siap menyerang. Belum lagi, akibat kabut asap ini puluhan penerbangan juga terpaksa dibatalkan, hingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Jarak pandang yang pendek juga berpengaruh di bidang transportasi. Kalau kabut asap sampai ke negara tetangga, akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar, karena berdampak pada hubungan bilateral dua negara. Pendek kata, kabut asap merupakan petaka yang menimbulkan banyak kerugian dalam berbagai aspek kehidupan.
Di Pulau Kalimantan, yang biasanya tidak terlalu parah, kini kemarau tahun 2014 mulai berdampak. Hutan-hutan mulai kering dan rawan terbakar. Cuaca sangat panas kalau siang hari. Sumur-sumur mulai kering. Debit sungai berkurang dan mengganggu pasokan air. Contohnya di Samarinda, debit air Sungai Mahakam juga mulai turun sehingga pemerintah menghimbau untuk lebih menghemat air.
Karena saya tinggal di Bontang, dampaknya juga ikut saya rasakan. Panas terasa menggigit kulit. Percuma saja pake sunblock atau perawatan kulit. Penjual es laris manis karena cuaca seperti ini membuat kita merasa haus dan membuat ingin sering minum. Bunga-bunga di taman depan rumah lebih cepat layu. Air PDAM yang semula jernih menjadi kecoklatan. Biasanya Bontang jarang sekali mengalami kekeringan sehebat ini. Tapi tahun ini lain. Saya melihat hutan-hutan di kawasan Bontang Lestari juga mulai terbakar di sana-sini. Tentunya ini adalah suatu kerugian yang signifkan bagi kita.
Saya sendiri belum tahu sampai kapan kekeringan ini melanda Indonesia. Mungkin sampai beberapa bulan ke depan. Itu artinya kita harus lebih menghemat air. Bagaimana pun ini adalah kuasa Allah. Tak ada teknologi secanggih apapun kalau Allah menghendaki. Pemerintah Kota Balikpapan sudah membicarakan tentang hujan buatan. Tapi tentu saja hal itu tidak murah. 
Beberapa info BMKG, kemarau panjang kali ini disebabkan karena El Nino, yaitu perubahan suku di permukaan air laut di Samudra Pasifik. Hal ini akan mempengaruhi pembentukan awan hujan di kawasan Indonesia khususnya bagian barat.  
So, mungkin kita lebih banyak berdoa agar hujan segera turun, berhemat air dan mulai melirik usaha jualan es...

0 Response to "Cuaca Ekstrem di Indonesia."

Posting Komentar