Kingdom of Knowledge

Mister en Mistriss...
Ane mau curcol sedikit ni. Hal ini berkaitan dengan salah satu hal mendasar yang menjadi kebutuhan pokok manusia yaitu air. Di kota Bontang, masalah ini sepenuhnya ditangani oleh PDAM. Sebagai seorang awam seperti saya, tentunya tidak berlebihan jika mendambakan kualitas air yang jernih, sehat, dan yang terpenting selalu ada di setiap kita membutuhkan. Tapi apa yang ane alami selama di kota ini, masih jauh dari kriteria-kriteria di atas. Masalah air di kota ini memang merupakan masalah besar yang selalu dikeluhkan warga.

Bukan hanya ane, tapi selalu ada saja keluhan warga mengenai pelayanan PDAM. Di jalan-jalan, di pasar-pasar, bahkan di fasilitas umum seperti sekolah, masjid dan RS, kesulitan air masih sering saya dengar.
Saya sudah 3 kali pindah di tempat yang berbeda di Bontang. Tetapi untuk masalah air, setali tiga uang. Semuanya masalah klasik yang terus berulang. Sebagai contoh pas saya tinggal di kawasan Bontang Baru, air di sini mengalir 3 hari sekali. Itupun mengalirnya diberi batasan jam. Jadi bagi warga yang tidak mempunyai tandon...silahkan tidak mandi atau mencuci. Kemudian saya pindah di daerah Lengkol. Alhamdulilllah air lancar. Lho kenapa? Ooh ..ternyata air dikelola secara swadaya oleh swasta, jadi tidak mengandalkan PDAM. Bagus. Two thumbs up!
Kemudian saya pindah lagi ke daeran Pisangan. di sini lebih parah. Air mengalir 3-4 hari sekali, dengan kualitas air yang sangat memprihatinkan. Kadang airnya berwarna kuning, keruh dan jelas sangat tidak jernih. Bahkan untuk mandipun badan kami terasa gatal-gatal.
Terakhir, kami pindah ke Perumahan Bukit Sintuk. Pada awalnya layanan agak lumayan. Air mengalir satu hari, kemudian satu hari mati total. Jadi lumayan lah buat warga yang tidak punya tandon seperti saya. Tapi lama kelamaan, pelayanan menjadi bertambah buruk. PDAM sering mengubah-ubah jadwal seenak jidatnya sendiri. Kadang pagi mengalir, sore mati atau sebaliknya. Kadang kami menunggu sampai tengah malam atau pagi-pagi buta baru air mengalir.Mimpi buruk apa ini?? Saya masih maklum kalo kualitas air jernih dan baik. Tapi ini?? Lagi-lagi saya mengelus dada. Bahkan kucing pun akan mati kalo minum air ini. Jentik nyamuk juga ogah tinggal di air kayak beginian. So? Mungkin solusinya kita harus punya tandon. Itu bagi yang punya uang. Tapi kalo tidak? Selamat hidup tanpa air selama beberapa hari.Akibatnya sangat fatal. Kami terkena penyakit kulit gara-gara kualitas air yang sangat buruk.
Kami tidak tahu harus mengadu kemana. Bahkan saya berpikir, masalah apa yang sedang dihadapi PDAM? Mangapa kami diperlakukan seperti ini? Saya benar-benar tidak mengerti mengapa begitu buruk layanan air di kota ini. Apakah ini kutukan? Sebagai orang awam, terlalu jauh rasanya kalo kami berpikir seperti itu. Kami hanya ingin pelayanan yang maksimal, karena kami bayar mahal tiap bulan. Kami berharap mimpi buruk ini segera berakhir. Sudah barang tentu ini tanggung jawab pemerintah. Boleh lah kota Bontang adalah kota terkaya se Indonesia Raya. Tapi masalah air?? Non sense. Kamu masih menunggu langkah nyata anda wahai PDAM Bontang...!
Coba bandingkan dengan kota lain. Saya pernah ke Samarinda, tidak juga seburuk ini pelayanannya. Apalagi di Kediri. Air bersih mengalir 24 jam non stop. Kami merasa nyaman.
Memang ada wilayah Bontang yang air mengalir 24 jam non stop  yaitu wilayah-wilayah 'kekuasaan' PKT dan PT Badak, seperti Perum BTN, BSD, PC, Perum Badak. Di daerah itu, air tidak pernah mati. Hal itu yang menimbulkan kesenjangan luar biasa. Karena daerah-daerah yang ane sebutkan tadi dihuni oleh orang-orang yang mayoritas mampu atau kalangan menengah ke atas. Sedangkan warga yang lain tentu saja tinggal di kawasan-kawasan minim air. Kembali faktor uang lah yang berbicara. Kapitalisme yang terpampang nyata, kata Syahrini. Lantas di mana letak keadilan? Kayaknya masih jauh dari harapan. Marilah kita mengheningkan cipta untuk keadilan di negeri kita.