Borneo is not a Heaven..


Suatu ketika, seorang sahabat di Pulau Jawa menelepon saya. Namanya ditelepon sahabat, pasti saya merasa gembira dan bersemangat. Obrolan mengalir dimulai dengan basa-basi ringan sampai ke semua permasalahan dari A sampai Z. Tak terasa hampir tigapuluh menit kami mengobrol, tapi belum juga merasa bosan. Maklumlah, sahabat lama. Dahulu kami berjuang bersama-sama melawan kerasnya hidup di Tanah Jawa. Dan obrolan berubah menjadi serius ketika dia bercerita mengenai kondisi pekerjaannya. Sebulan lagi kontrak kerjanya habis dan ia tak tahu harus berbuat apa. Rasa-rasanya peluang kerja di Jawa sudah sangat sempit. Padahal ia punya anak istri yang harus ia hidupi. Yah..intinya adalah masalah klasik, masalah perut.
                Tak dapat dipungkiri, cerita-cerita sahabat saya telah meruntuhkan dinding egoisme yang bercokol di hati. Ingin sekali saya membantunya. Tetapi, saya mulai bercermin ke diri saya sendiri. Mungkin itu yang saya rasakan setahun silam, saat awal saya menjejakkan kaki di Tanah Borneo. Saya hanya berbekal optimisme dan modal nekat.  Saya bisa merasakan kondisi terjepit yang ia alami. Himpitan-himpitan dan tekanan kanan kiri membuat dada terasa sesak. Dan saya makin merasa tidak enak ketika dia memohon bantuan agar dicarikan pekerjaan di Bontang. Tentu saja, bukannya saya tidak mau. Tetapi, Ah..susah buat saya untuk menjelaskannya. Kondisi saya sendiri di sini juga setali tiga uang. Saya masih jauh dari kondisi yang disebut “sukses”. Tetapi sungguh, saya tidak ingin mengecewakannya.

                Saya mulai bercerita mengenai kondisi-kondisi di Bontang, bukan hanya dari sisi positif, tetapi dari sisi negatifnya juga. Saya mencoba meyakinkan padanya bahwa Borneo is not a heaven. Selama ini, ia memang telah terhipnotis dengan pikiran-pikiran mengenai Kalimantan adalah Pulau Surga.Dia berpikir begitu mudahnya mencari fulus di pulau ini. Yaah..memang tak sepenuhnya salah. Pulau ini memang ditakdirkan menjadi pulau yang kaya akan sumber daya alam. Gas alam, minyak dan batubara adalah harta-harta yang terpendam dan tersebar di pelosok bumi Kalimantan. Tetapi, tentu tak semudah itu mengais rezeki di sini. Hanya mereka yang punya skill yang dapat bertahan di belantara  Kalimantan. Selebihnya, sama dengan daerah-daerah lain di nusantara. Masalah-masalah klasik, seperti kemiskinan masih menjerat seluruh negeri ini. Saya bercerita selengkap-lengkapnya mengenai Bontang tanpa saya tutupi. Bahkan saya juga memberi gambaran-gambaran bahwa pasti kemungkinan gagal pula. Tetapi, rasanya ia  tetap pada pendiriannya. Ia ingin mengadu nasib di Bontang, dan saya sama sekali tak dapat merubah pendiriannya itu. Ya, saya kenal dia. Dia tidak akan menyerah begitu saja.
                Detik berlalu cepat, dan sayapun larut dengan segudang aktivitas yang melelahkan. Sepenggal cerita sahabat saya tadi sedikit terlupakan. Saya hanya berpikir dia pasti main-main ingin merantau ke Bontang. Tetapi lagi-lagi saya dikejutkan dengan beritanya bahwa dia sudah mempersiapkan kepindahannya ke Kalimantan. Hmm..nekat juga dia. Tekadnya sudah bulat dan itu berarti tak ada gunanya buat saya memberikan kalimat panjang lebar mengenai kendala-kendala yang mungkin akan ia hadapi. Well..saya sendiri juga tak mungkin memperlemah semangatnya. Sebagai sahabat yang baik, saya hanya bisa mendukung semampu saya. Saya juga tidak tahu mengapa saya yang harus ketiban sampur ini. Ndak papa lah…

0 Response to "Borneo is not a Heaven.."

Posting Komentar