A Potrait of Bontang


Mister en Mistriss...









Ane adalah salah satu warga Kota Bontang yang masuk dalam kategori tidak tulen alias pendatang. Tepatnya, ane warga Kediri yang mencoba mengadu nasib di Kota Bontang. Hmm..gak salah? Kok Bontang? Kenapa ane gak pilih Jakarta ato Surabaya, misalnya. Dari literatur yang ane baca, Bontang tuh kota kecil yang makmur di salah satu sudut Kalimantan Timur. Kekayaan alamnya yang melimpah ruah menjadikan kota ini seperti magnet buat para pendatang dari Jawa dan Sulawesi. Termasuk ane. Siapa sih yang gak pernah denger industri level internasional yang ada di Kota Bontang? Liat tuh, ada Pupuk Kalimantan Timur di pesisir Bontang yang berdiri megah. Kalo Mister en Mistress berkesempatan maen ke Bontang, coba liat kelap-kelip lampunya di malam hari. Gak kalah sama Singapur.

PKT dari udara
Trus dari PKT, coba beranjak ke PT Badak NGL. Nah, ini adalah salah satu industri gas alam yang levelnya udah yahud alias internasonal. Masuk ke area ini Mist/Mistriss memerlukan sebuah ID card yang valid. Jangan harap masuk ke sana dengan tangan kosong, kalau gak ingin dihadang sekuriti-sekuriti yang serem-serem kayak preman pasar. PT Badak ini merupakan aset nasional yang vital, Mist. Makanya kudu dijaga ketat, seketat baju Julia Perez. Ane dulu sering masuk ke dalam area ini. Di dalamnya terdapat perumahan karyawan lengkap dengan segala fasilitasnya. Mulai dari sekolah, masjid, gereja, town center, danau buatan, play ground, sarana olahraga dll. Pokoknya komplit..plit..plit...seperti kota di dalam kota.Udah gitu kalo malam lampunya terang benderang, ironis banget dengan kondisi listrik di Kota Bontang yang masih byar-pet. Bagi warga Bontang pada umumnya, kawasan PT Badak ini sangat eksklusif dan elite. 


Kondisi Kota Bontang pada umumnya ramai lancar. kota berpenduduk sekitar 150 ribu jiwa ini bergerak di sektor industri, jasa dan perdagangan. Gak ada pertanian di Bontang. Karena tanah di sini kurang bagus untuk bercocok tanam. Kotanya gak gedhe-gedhe amat, tenang dan tidak crowded kayak Kediri. Dan satu yang membuat kota ini layak diacungi jempol adalah kebersihannya. Kalo ane liat, semua warganya kayaknya udah sadar banget tentang pentingnya kebersihan. Hampir semua rumah mempunyai tempat sampah pribadi ( Buseet..kenapa gak mobil pribadi yah? ) Petugas sampah akan rutin mengambil tiap hari. Kalo di Kediri, gak ada tempat sampah, sungaipun jadi.  Pas pagi hari sebelum ane ngantor, pasti banyak petugas kebersihan yang sapuin jalan, mulai dari jalan-jalan protokol yang lebar-lebar, sampai jalan-jalan pelosok. Hebat banget. Two thumbs up deh for them...

Yang ane rasa masih kurang ni...fasilitas hiburan. bingung ane kalo libur mau kemana? Mau ke Mall..yang ada cuman Ramayana dan Bontang Plaza, yang kondisinya sangat mengenaskan. Ramayan sih masih mending karena doi termasuk branding nasional. Paling gak kalo kita masuk ke sana, standarnya ada tukang teriak-teriak pake speaker, lagi nawarin diskon belanja. Tapi di dalam cukup nyaman. Kalo di Bontang <strike> Pasar </strike> Plaza....kondisinya naujubillah. Tempat parkirnya panas, kotor, sempit dan berdebu. Pantas aja gratis kalo parkir di sana. Begitu masuk, kondisinya juga serupa. Kotor, pengap dan berdebu...gak ada nuansa mall nya. Beuugh.....males banget masuk kalo gak urgent banget.
Mau cari Bioskop yang muterin film-film keren? Silahkan gigit jari. Di Kediri masih lumayan ada Golden Theatre. Di Bontang, persewaan DVD original aja gak ada. ( Dulu sempet ada Odiva sih..tapi kayaknya udah gulung tikar ) So, silakan hunting VCD-VCD bajakan yang gambarnya burem yang dijual mas-mas di pinggir jalan. What the hell....
Demikian juga toko-toko yang berada sepanjang jalanan kota Bontang. Tampilannya gak ada yang eye-catching. Semuanya tampak apa adanya. Nama tokopun cukup dicetak di Sablon Digital Printing ala kadarnya. Penataan baranganya gak menarik.Beda banget dengan pertokoan di Kediri yang serba kinclong. Di Kediri, kalo tampilan toko kayak di Bontang, jangan harap didatangi pengunjung. Yang ada tukang ngamen tiap hari.
Hotel. Well...talk about hotel. Yang agak lumayan adalah Hotel Bukit Sintuk dan Hotel Oak Tree. Yang lain gak pantes disebut hotel. Bilang aja penginapan atau losmen. Apalagi Hotel Sanrego yang ada di kawasan Ahmad Yani itu. O-Em-Ji. Ane pernah salah kira itu gudang....
How about kuliner? Setali tiga uang dengan toko-tokonya. Banyak banget warung di kota Bontang Tapi...ya standar aja. Hanya warung makan. Bukan Restoran. Ada sih yang lumayan tempatnya kayak di Bontang Kuring dan Gudeg Bu Harman. Selebihnya, hanya warung-warung kecil dengan papan nama ala kadarnya dan pengelolaannya sama sekali tidak profesional. 

Ane sih gak tau kenapa orang-orang Bontang ini gak kreatif kayak kota-kota lain di Jawa yah? Atau karena infrastruktur yang gak memadai? Atau daya beli masyarakatnya yang rendah? Ane kira bukan itu alasannya. Trus apa dunk? 
Yah agaknya kita mesti lebih bersabar melihat kemajuan kota Bontang. toh kemajuan sebuah kota gak diliat dari keglamouran kotanya, melainkan dari kemakmuran warganya. Alhamdulillah, sejauh ini ane ngerasa makmur kok di Bontang. Semoga ke depannya Bontang lebih maju en lebih banyak tempat hiburannya...jadi kalo libur gak perlu ngungsi ke Samarinda. Semoga.

0 Response to "A Potrait of Bontang "

Posting Komentar